Mendadak Photographer

Tahu instagram? Tidak tahu? Anda otomatis kudet alias kurang update. Ios, Android, Windows Phone sampai ke Blackberry pun aplikasi photo sharing ini ada. Aplikasi ini awalnya memang ekslusifitasnya hanya dipegang oleh IoS user, namun ketika booming Android melanda, mau tidak mau pengembang aplikasi inipun menyambangi Android. Tak hanya sampai di Android, di Windows Phone pun saat ini aplikasi Instagram ini bisa berjalan, kemudian merambah ke Blackberry. Disini saya tidak akan membahas instagramnya tapi user instagramnya.

Intro
Sebelum saya mengenal instagram dan mengunakannya menjadi media utama untuk photo sharing saya, terlebih dahulu saya telah berkenalan dengan Flickr besutan Yahoo! dan dengan dua aplikasi android yang bisa dibilang cukup tenar. 
  • Pertama, Flickr, Siapa yang tidak kenal dengan photo sharing besutan Yahoo! ini, flickr sudah sangat terkenal dikalangan photographer pro di seluruh dunia. Photo sharing ini saya gunakan sudah cukup lama sejak Juli 2010 dimana saat itu saya senang dengan kamera handphone ( yang saat itu masih Nokia ) saya untuk mengabadikan gambar. Sampai saat ini saya masih menggunakan Flickr, tapi tidak seaktif di instagram. 
  • Kedua, Picplz, aplikasi photo sharing ini tidak jauh beda dengan aplikasi photo sharing yang lain, filternya lumayan mumpuni ( saya lupa filter yang disediakan aplikasi ini ), saat itu aplikasi ini lumayan cukup terkenal di kalangan pengguna android. Saat ini aplikasi ini sudah tidak ada lagi di playstore android karena telah di shut down pada tanggal 3 Juli 2012. 
  • Yang ketiga, Streamzoo, untuk urusan filter aplikasi ini sangatlah jauh dari instagram, aplikasi ini menyuguhkan kira-kira 20 filter, yang menarik dari aplikasi ini dan tidak dimiliki oleh instagram, user bebas mengunggah poto mereka tidak harus dalam ukuran 1x1 atau square. Mengapa menggunakan instagram, bukan tetap pada streamzoo? User streamzoo kurang, apalagi area Makassar, teman yang menggunakannya pun bisa saya hitung dengan jari. Saat instagram menyambangi android, saya pun terlena seperti user android yang lain. Saat saya menulis artikel ini, streamzo di playstore sudah tidak saya temukan lagi.
Sepertinya intronya sudah sangat panjang, mari lanjut ke intinya.

Photographer dadakan, mengapa saya menyebut demikian?
Begitu instagram masuk ke android, berbondong-bondonglah user android mendownload dan mengunggah photo mereka. Peduli setan, mau poto itu bagus, mau poto itu jelek, yang penting upload. Nah, saat user-user ini menemukan beberapa photo yang sangat jauh dari hasil jepretan mereka, disini pulalah muncul rasa malu untuk mengunggah photo yang biasa-biasa saja. Dan saat mereka menemukan "kelompok-kelompok" atau "geng" bahkan komunitas, disinilah mereka akan mulai malu untuk mengunggah photo yang jauh dari layak, mereka akan mulai mensortir photo-photo mana saja yang akan mereka upload.

Coba lihat feed mereka yang baru menggunakan instagram, bandingkan dengan saat mereka sudah mengenal komunitas atau geng dalam instagram ini. Feed awal mereka tentu diwarnai dengan photo yang bisa dibilang asal upload, saat sudah mengenal kelompok-kelompok instagram photo feed mereka pun berubah drastis. Mereka disini bukan photographer pro, mereka yang saya maksud disini user-user yang sebelum mengenal instagram tidak "mengenal" dunia photography. Ada yang senang dengan HDR, ada yang senang dengan macro photography, ada yang senang dengan hitam putih, dan bermacam-macam lainnya. Disini saya melihat banyak yang kemudian mejadi "sok tahu", maaf saya menyebut demikian, mengapa? lihat saja komentar-komentar yang terpampang di komentar photo mereka, diantaranya "wow cadas, wow keren, top dan segala macam" yang sebenanrnya poto yang mereka komentari ini biasa-biasa saja, bahkan bisa dibilang sangat tidak layak untuk dikomentari demikian.

Fenomena yang lain lagi, ada ketidakpuasan saat mengambil poto hanya bermodalkan handphone, berbondong-bondonglah menggunakan user-user ini menggunakan kamera DSLR. Namun, saya tekankan sekali lagi, tidak semua user instagram seperti ini. Lalu kemudian berbondong-bondong menjadi photographer dadakan, yang memang dari awal sebelum mengenal instagram bisa bisa dibilang wajarlah ketika mereka melanjutkan hobby mereka, namun yang saya sebut sebagai photographer dadakan disini mereka yang sebenarnya tidak senang dengan dunia photography menjadi merasa terpaksa untuk mencintai photography. Demi menunjukkan ke eksistensisnya di "group atau bisa dibilang komunitas ini" mereka rela menyisihkan waktunya untuk ikut photowalk, jepret sana jepret sini.

Sisi positif dari sini yang kemudian saya tangkap, user-user ini kemudian paham bagaimana teknik, lebih menggali diri mereka di bidang ini, lebih ingin tahu lagi dengan dunia ini, yang pada akhirnya menghasilkan photo yang memang bisa dianggap layak untuk dipublisikan.
Teruslah berkarya, meskipun di cap sebagai photographer dadakan, mungkin suatu saat saya, kami, kamu bisa menjadi photographer dalam arti sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

afri Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger